Senin, 19 Maret 2012

koefisien partisi dyta


A.    Tujuan
Mengetahui pengaruh pH terhadap koefisien partisi obat yang bersifat asam lemah dalam campuran pelarut kloroform-air.
B.     Landasan Teori
Koefisien partisi lipida-air suatu obat adalah perbandingan kadar obat dalam fase lipoid dan fase air setelah dicapai kesetimbangan. Peranan koefisien partisi obat dalam bidang farmasi sangat penting. Teori-teori tentang absorbs, ekstraksi, dan kromatografi banyak terkait dengan teori koefisien partisi.
Kecepatan absorbs obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya. Hal ini disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian besar terdiri dari lipida. Dengan demikian obat-obat yang mudah larut dalam lipida akan dengan mudah melaluinya. Sebaliknya obat-obat yang sukar larut dalam lipida akan sukar diabsorbsi. Obat-obat yang larut dalam lipida tersebut dengan sendirinya memiliki koefisien partisi lipida-air yang besar, sebaliknya obat-obat yang sukar larut dalam lipida akan memiliki koefisien partisi sangat kecil.
Pada umumnya obat – obat bersifat asam lemah. Jika obat tersebut dilarutkan dalam air, sebagian akan terionisasi. Besarnya fraksi obat yang terionkan tergantung pH larutannya. Obat – obat yang tidak terionkan ( unionized ) lebih mudah larut dalam lipida, sebaliknya dalam bentuk ion kelarutaannya kecil atau bahkan praktis tidak larut, dengan demikian pengaruh pH terhadap kecepatan absorbs obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah sangat besar.
Koefisien partisi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan obat. Khusunya untuk membuat obat dalam. Obat yang kita ciptakan harus tepat sasaran dan dengan mengetahui koefisien partisi dapat ditetapkan cara obat masuk ke dalam liposom. Obat supaya mudah larut dalam lipid harus bersifat non polar atau lipofilik. Lipofilisitas obat dapat didefinisikan sebagai kadar keseimbangan numerik kadar obat dalam fase polar dibagi kadar obat dalam fase non polar. Adapun parameter lipofilisitas yang sering digunakan dalam hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas biologi antara lain adalah logaritma koefisien partisi, tetap-an pi (π) Hansch, tetapan fragmentasi F Nys Rekker dan harga Rm.
Liberasi obat dari sediaan dipengaruhi oleh faktor kimia dan fisika. Faktor kimia yang paling berpengaruh adalah koefisien partisi. Kalium iodida memiliki koefisien partisi yang rendah yang dapat dilihat dari kelarutannya yang sangat tinggi di dalam air.
Koefisien partisi tidak hanya perlu diperhatikan dalam pembuatan obat dalam. Dalam pembuatan obat luar atau topikal, koefisien partisi juga merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Terdapat dua tahapan kerja obat topikal agar dapat memberikan efeknya yaitu obat harus dapat lepas dari basis dan menuju ke permukaan kulit, selanjutnya berpenetrasi melalui membran kulit untuk mencapai tempat aksinya. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kedua tahapan tersebut adalah kondisi kulit, sifat fisikokimia obat sepert kelarutan obat dalam basis, koefisien partisi, koefisien difusi dan sifat fisikokimia basis gel seperti ukuran partikel. viskositas basis, pH basis dan sebagainya.

C.    Alat dan Bahan
-          Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
Ø  Labu takar
Ø  Pipet tetes
Ø  Tabung reaksi
Ø  Gelas kimia
Ø  Filler
Ø  Rak tabung
Ø  Botol semprot
Ø  Pipet ukur
Ø  Pipet volume

-          Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
Ø  Larutan dapar salisilat
Ø  Kloroform
Ø  FeCl3
Ø  Asam nitrat
Ø  Aquades

D.    Prosedur Kerja
E.     Pembahasan
Koefisien partisi adalah distribusi kesetimbangan dari analit antara fasa sampel dan fasa gas, dan kesetimbangan dari perbandingan kadar zat dalam dua fase. Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik atau hidrofobik dari molekul obat. Lewatnya obat melalui membran lemak dan interaksi dengan makromolekul pada reseptor kadang-kadang berhubungan baik dengan koefisien partisi oktanol/air dari obat.
Koefisien partisi lipida-air suatu obat adalah perbandingan kadar obat dalam fase lipoid dan fase air setelah dicapai kesetimbangan. Peranan koefisien partisi obat dalam bidang farmasi sangat penting. Teori-teori tentang absorbs, ekstraksi, dan kromatografi banyak terkait dengan teori koefisien partisi.
           Koefisien partisi tiap zat adalah tetap sesuai dengan sifat alamiah zat itu sendiri. Pas adalah koefisien partisi yang menyatakan rasio konsentrasi zat dalam air dan sediment, atau sebaliknya Psa adalah rasio konsentrasi zat dalam sediment dan air.
Pada percobaan yang telah dilakukan dapar yang digunakan adalah dapar salisilat. Dapar tersebut digunakan karena ada gugus – gugus karboksilat dan alcohol agar terbentuk senyawa kompleks. pada sampel yang bernilai pH 3, 4, 5 diencerkan dengan aquades hingga homogen. Setelah itu sebagaian sampel yang telah kita larutkan, kita beri tambahan FeCl3 2 ml dan terjadi perubahan warna yaitu perlahan – lahan berubah jd ungu, setelah lama kelamaan berubah menjadi coklat. Dan pada saat penambahan asam nitrat larutan tersebut membentuk warna kuning. Ternyata percobaan yang kami lakukan tidak terjadi kesalahan.
           Dalam bidang farmasi, percobaan ini sangat penting karena kerja narkotik dari obat nonspesifik adalah fungsi koefisien distribusi suatu senyawa anatara medium lipoid dan air.

F.     Kesimpulan








DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI, Jakarta
Martin, Alfred, dkk. 1990. Farmasi Fisik edisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia press

















LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PERCOBAAN III
“ KOEFISIEN PARTISI “
O L E H  :
Nama                   : LIA ARDYTA
Nim                     : F1F1 10 059
Kelompok           : 1 ( satu )
Asisten                : HARJUN SANTRI SYAPUTRA

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGHETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011









Tidak ada komentar:

Posting Komentar