Senin, 19 Maret 2012

Unguentum dyta


A.    Landasan Teori
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lender (Anonim, 1979).
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar saleop serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep yang dapat larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut ( Anonim, 1979)
  Macam-macam dasar salep antara lain :
1. Dasar salep hidrokarbon, yaitu terdiri antara lain vaselin putih, Vaselin kuning,       Paravin encer, Paravin padat, Jelene, Minyak tumbuh-tumbuhan, Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning.
     Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) bebas air, preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila lebih minyak sukar bercampur. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak memungkinkan larinya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya sebagai bahan penutup saja. Tidak mengering atau tidak ada perubahan dengan berjalannya waktu (Ansel, 1989).
2.  Dasar salep serap
Dasar salep ini dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (Paraffin hidrofilik dan Lanolin anhidrat) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin) (Ansel, 1989).
  3.  Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepatnya disebut krim. dasar salep ini mudah dicuci dari kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk bahan dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif dengan menggunakan dasar salep ini. Keuntungan lain adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap air pada kelainan dermatologik (Ansel, 1989).
     4.    Dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Sama halnya dengan dasar salep yang dapat dicuci dengan air dasar salep ini banyak memiliki keuntungan (Ansel, 1989).
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, serta stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang dapat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air (Anief, 2000).
B.     Resep
1.         Resep Jurnal


Text Box: R/  Ungt. 2-4 20
S.u.e
 
Pro : Hartati
 




2.         Resep Lengkap


Text Box: dr St. Arafah
SIP No. 228/K/84
 Jl. Budi kemuliaan No.19
 No. Telp.(0401)3121542
 Kendari
2-04-2011
R/  acidum salicyticum 250 mg
 Sulfur    400 mg
 Vaselin album  10 g

S. u. e.

   Paraf dokter
 
Pro  : Hartati
Umur  : 20 tahun
Alamat: Lr. Berlian
 
















No
Singkatan
Bahasa latin
Arti
1
R/
Recipe
Ambillah
2
M. f Pulv
Misce fac pulvis
Campur dan buatlah
3
S. u. e
Signa usum externum
Tandai untuk pemakaian luar

3.         Uraian Bahan
·         Asam salisilat
Nama resmi                    : Acidum Salycylicum
BM                                : 138,12
RK                                : C7H6O3
Rumus Molekul            :
                                                 

Pemerian                       : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk                                                     berwarna  putih; hamper tidak berbau; rasa                                                        agak manis dan tajam
kelarutan                       : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4                                                         bagian etanol (95%); mudah larut dalam                                                            kloroform dan dalam eter; larut dalam                                                          larutan ammonium asetat, dinatrium                                                      hidrogenfosfat, kalium sitrat, dan  natrium                                                    sitrat
penyimpanan                 : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat & kegunaan     : Keratolitikum, anti fungi
·         Sulfur
Nama resmi                    : sulfur praecipitatum
Sinonim                          : belerang endap
Berat molekul                : 32,06
Pemerian                        : tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan                         : praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam     karbodisulfida p; sukar larut dalam minyak saitun p, sangat sukar larut dalam etanol.
Khasiat                           : antiskabies
·           Vaselin Flavum
Nama resmi                    : Vaselinum Flavum
Berat molekul                : 40,30
Pemerian                       :  massa lunak, lengket,bening, kuning muda  
                                         sampai kuning, tidak berbau, hampir tidak                             berasa.
Kelarutan                         :praktis tidak larut dalam air dan etanol   95% P, larut  dalam kloroform P dan eter P.
Penyimpanan                 : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat dan kegunaan   : zat tambahan
4.         Perhitungan dan Penimbangan
PB :  asam salisilat : 20 / 10 x 200 = 0,4 gr
          Sulfur  : 20 / 10 x 400 = 0,8 gr
          Vaselin album : 20 – ( 0,4 + 0,8 ) = 18,8 gr
5.         Cara Kerja
v    Ditimbang asam salisilat, kemudian dimasukkan kedalam mortar dan digerus halus.
v    Ditimbang sulfur, masukkan mortar sedikit demi sedikit sambil diaduk
v    Tambahkan vaselin album yang sudah ditimbang sedikit demi sedikit, kira – kira sama banyak dengan yang sebelumnya, digerus dan diaduk sampai homogen.
v    Masukkan kedalam pot salep dan beri etiket
6.         Etiket Sediaan


Text Box: Apotek Unhalu Farma
Jl. H.E.A. Mokodompit
 Apoteker : Lia Ardyta S.Farm.,Apt
SIK    : 059/F/110
01-03-2011
No. 59
Nama : hartati     
Aturan Pakai:    
3x sehari dioleskan

(OBAT LUAR)
 








7.         Khasiat Obat
Obat tersebut digunakan sebagai obat gatal / kudisan.
C.    Pembahasan
Pada dasarnya salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Sedangkan obat luar itu sendiri adalah obat yang cara penggunaannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan lambung. Cara penggunaanya juga hanya dioleskan pada permukaan tubuh. Salah satu contohnya yaitu pada sediaan salep. Salah satu fungsi dari sediaan salap ini adalah sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit adalah sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, sebagai bahan pelumas.
Salep dibuat dengan mencampurkan bahan – bahan yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Salep tidak boleh berbau tengik dan digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. Pada percobaan ini  pembuatan salep dilakukan dengan mencampurkan asam salisilat, vaselin flavum, dan sulfur. Ketiga bahan ini dicampur hingga homogen. Setelah pencampuran bahan ini selesai, dimasukkan dalam pot salep, kemudian diberi etiket berwarna biru karena untuk pemakaian luar.
Resep diatas berkhasiat untuk meredakan penyakit kulit seperti ekzem, gatal-gatal, kudis, borok, kurap, kutu air dan panu. Hal ini dikarenakan adanya asam salisilat dan sulfur. Asam salisilat berkhasiat sebagai anti fungi yang dapat mengobati gangguan kulit seperti gatal-gatal. Asam salisilat yang beruapa serbuk sangat mudah untuk dibuat dalam bentuk salep karena mudah untuk mencapai kehomogenitasannya. Hal ini juga sama dengan sulfur yang juga berfungsi mengobati gangguan kulit.



























DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI
Anief, Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press; Yogyakarta
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat “Teori dan Praktik”. Gajah Mada     University Press : Yogyakarta.

Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke empat.             Universitas Indonesia: Jakarta.

Syamsuni, A.H, 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran: Bandung.



















PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR
PERCOBAAN V
SALEP (UNGUENTUM)
O L E H
NAMA                            : LIA ARDYTA
STAMBUK                    : F1F1 10 059
KELOMPOK                 : IV
KELAS                           : A
DOSEN PEMBIMBING : WAHYUNI, S.Si Apt

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar