Rabu, 21 Maret 2012

Warna asli dyta


A.           Tujuan
            Adapun tujuan dari praktkum ini adalah untuk mengetahui cara penetapan kadar senyawa yang memiliki warna asli.

B.            Landasan teori
            Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang Didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultraviolet(UV) dan sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki  Kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat Menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan untuk Melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna
            Panjang gelombang cahaya UV atau tampak tergantung pada mudahnya eksitasi electron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk bertransisi, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebioh pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih kecil akan menyerap panjang gelombang yang lebih besar. Sehingga senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) memiliki electron yang lebih mudah bertransisi daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek ( Fatimah, 2003 ).
            Perkembangan di bidang industri kimia saat ini telah mengembangkan cara pewarnaan suatu makanan dan minuman. Perubahan pola hidup menjadikan perubahan pula dalam penambahan substansi dalam makanan. Bahan tambahan makanan sudah dikenal sejak dulu kala. Penggunaan garam sebagai pengawet dan rempah-rempah untuk menyembunyikan makanan basi, telah lazim digunakan selama berabad-abad. Meskipun demikian, sering dengan perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan zat tambahan makanan juga berkembang pesat. Ironisnya, perkembangan ini penuh dilema, terutama masalah keamanan penggunaannya. Karena itu tidaklah mengherankan bila akhir- akhir ini, produsen makanan berlomba memasarkan produknya dengan promosi bahwa produknya bebas zat tambahan atau hanya mengandung zat warna alami (Donatus, 1992).
            Dilihat dari manfaatnya zat pewarna sangat efektif dan menguntungkan bagi produsen dan sebaliknya amat kecil manfaatnya atau bahkan dapat merugikan bagi konsumen. Sebab penggunaan zat pewarna pada minuman tidak sepenuhnya aman bagi kesehatan. Untuk menarik minat konsumen, maka produsen membuat produk minuman dengan warna yang menarik, salah satunya yaitu sirup. Warna sirup biasanya disesuaikan dengan rasanya atau warna buah campurannya. Misal sirup nanas atau jeruk berwarna kuning, sirup melon atau apel berwarna hijau. Seiring dengan kemajuan zaman konsumen menginginkan suatu produk minuman yang praktis, mudah dibawa dan cara pembuatannya. Produsenpun menciptakan produk minuman serbuk. Selain praktis, untuk menarik minat konsumen pada minuman serbuk juga ditambahkan zat pewarna makanan. Zat pewarna kuning yang biasa digunakan adalah tartrazina. Tartrazina termasuk golongan zat warna azo. Ehrlich membuktikan bahwa senyawa azo sebagai senyawa karsinogen. Senyawa karsinogen mempunyai efek fisiologis yang sama dengan senyawa beracun lainnya, walaupun ada perbedaan penting. Kesamaan ini terlihat pada beberapa hal seperti persamaan hubungan dosis-respon dan biotransformasinya (Mulyadi, 1997).
           
C. Alat dan Bahan
1.      Alat
            Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
·         Beker gelas
·         Gelas ukur
·         Labu takar
·         Pipet ukur 25 ml
·         Filer
·         Timbangan
·         spektrofotometri
2.      Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·         Rivanol
·         H2SO4­
·         Aquadest
D. cara kerja














E.        Hasil Pengamatan









F.       Pembahasan
            Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau borok bernanah. Bila Anda memiliki bisul di pantat, duduk berendam dalam larutan rivanol dapat membantu mempercepat penyembuhannya. Untuk luka kotor yang berpotensi infeksi lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain yang lebih kuat disarankan setelah luka dibersihkan.
            Sebelum kita menetapkan kadar senyawa sesuai dengan warna aslinya, pertama-tama akan dibuat larutan baku dan smpel. H2SO4 disini bertindak sebagai sampel dan yang menjadi larutan bakunya yaitu Rivanol. Pertama-tama H2SO4 kita encerkan menggunakan aquades. Setelah diencerkan, dibuat larutan baku induk  yaitu Rivanol yang diambil sebanyak 100 mg. rivanol disini dalam bentuk serbuk berwarna kuning. Agar mudah dilakukan pengukuran sebaiknya dibuat dalam bentuk larutan. Rivanol ini ditambahkan H2SO4 yang sudah diencerkan tadi sampai tanda pada labu takar. Untuk mengetahui kadar rivanol tersebut akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-vis. Pelarut yang digunakan pada pengukuran ini tidak boleh berwarna. Pengukuran spektrofotometer yang dilakukan adalah tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.









G.     Kesimpulan
            Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa


1.          
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W, 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta.
Khopkar, S. M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik UI-Press, Jakarta.
Fatimah I, 2003, “Analisis Fenol dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif”, jurnal,Vol.9,No.10,. Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia, Jakarta.

Anonim. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan .Jakarta
Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.
Mulyadi. 1997. Dasar-dasar Analisis. Gramedia: Jakarta
Donatus L. 1992. Chemical Industry. UGM; Press














LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI

Unhalu.jpg
OLEH :
NAMA                      :           LIA ARDYTA
STAMBUK               :           F1F1 10 059
KELOMPOK            :           III
ASISTEN                  :           MIFTAH

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011



LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI


OLEH :
NAMA                      :           RISFA RIANTI
STAMBUK               :           F1F1 10 037
KELOMPOK            :           I
ASISTEN                  :           DIAN PERMANA, S.si


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar