A.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktkum ini adalah untuk mengetahui
cara penetapan kadar senyawa yang memiliki warna asli.
B.
Landasan
teori
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri
yang Didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultraviolet(UV) dan sinar tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki Kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat Menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan untuk Melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna
Panjang gelombang cahaya UV atau
tampak tergantung pada mudahnya eksitasi electron. Molekul-molekul yang
memerlukan lebih banyak energi untuk bertransisi, akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebioh pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih kecil
akan menyerap panjang gelombang yang lebih besar. Sehingga senyawa yang
menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) memiliki electron yang
lebih mudah bertransisi daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang
UV yang lebih pendek ( Fatimah, 2003 ).
Perkembangan di bidang industri kimia saat ini telah
mengembangkan cara pewarnaan suatu makanan dan minuman. Perubahan pola hidup
menjadikan perubahan pula dalam penambahan substansi dalam makanan. Bahan
tambahan makanan sudah dikenal sejak dulu kala. Penggunaan garam sebagai
pengawet dan rempah-rempah untuk menyembunyikan makanan basi, telah lazim
digunakan selama berabad-abad. Meskipun demikian, sering dengan perkembangan
zaman dan teknologi, penggunaan zat tambahan makanan juga berkembang pesat.
Ironisnya, perkembangan ini penuh dilema, terutama masalah keamanan
penggunaannya. Karena itu tidaklah mengherankan bila akhir- akhir ini, produsen
makanan berlomba memasarkan produknya dengan promosi bahwa produknya bebas zat
tambahan atau hanya mengandung zat warna alami (Donatus, 1992).
Dilihat dari manfaatnya zat pewarna sangat efektif dan
menguntungkan bagi produsen dan sebaliknya amat kecil manfaatnya atau bahkan
dapat merugikan bagi konsumen. Sebab penggunaan zat pewarna pada minuman tidak sepenuhnya
aman bagi kesehatan. Untuk menarik minat konsumen, maka produsen membuat produk
minuman dengan warna yang menarik, salah satunya yaitu sirup. Warna sirup
biasanya disesuaikan dengan rasanya atau warna buah campurannya. Misal sirup
nanas atau jeruk berwarna kuning, sirup melon atau apel berwarna hijau. Seiring
dengan kemajuan zaman konsumen menginginkan suatu produk minuman yang praktis,
mudah dibawa dan cara pembuatannya. Produsenpun menciptakan produk minuman
serbuk. Selain praktis, untuk menarik minat konsumen pada minuman serbuk juga
ditambahkan zat pewarna makanan. Zat pewarna kuning yang biasa digunakan adalah
tartrazina. Tartrazina termasuk golongan zat warna azo. Ehrlich membuktikan
bahwa senyawa azo sebagai senyawa karsinogen. Senyawa karsinogen mempunyai efek
fisiologis yang sama dengan senyawa beracun lainnya, walaupun ada perbedaan
penting. Kesamaan ini terlihat pada beberapa hal seperti persamaan hubungan
dosis-respon dan biotransformasinya (Mulyadi, 1997).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah:
·
Beker gelas
·
Gelas ukur
·
Labu takar
·
Pipet ukur 25 ml
·
Filer
·
Timbangan
·
spektrofotometri
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
·
Rivanol
·
H2SO4
·
Aquadest
D. cara kerja
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Etakridin
laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau menyengat.
Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan
merk dagang rivanol. Tindakan
bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam
nukleat sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada
gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain,
rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga banyak
digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau borok bernanah. Bila Anda memiliki
bisul di pantat, duduk berendam dalam larutan rivanol dapat membantu
mempercepat penyembuhannya. Untuk luka kotor yang berpotensi infeksi
lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain yang lebih kuat disarankan
setelah luka dibersihkan.
Sebelum
kita menetapkan kadar senyawa sesuai dengan warna aslinya, pertama-tama akan
dibuat larutan baku dan smpel. H2SO4 disini bertindak sebagai sampel dan yang
menjadi larutan bakunya yaitu Rivanol. Pertama-tama H2SO4 kita encerkan
menggunakan aquades. Setelah diencerkan, dibuat larutan baku induk yaitu Rivanol yang diambil sebanyak 100 mg.
rivanol disini dalam bentuk serbuk berwarna kuning. Agar mudah dilakukan
pengukuran sebaiknya dibuat dalam bentuk larutan. Rivanol ini ditambahkan H2SO4
yang sudah diencerkan tadi sampai tanda pada labu takar. Untuk mengetahui kadar
rivanol tersebut akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-vis. Pelarut yang
digunakan pada pengukuran ini tidak boleh berwarna. Pengukuran
spektrofotometer yang dilakukan
adalah
tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan
dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm
(650nm-1100nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto
sel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan menggunakan tombol
dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas
cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol
sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya
pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis.
Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W, 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia,
Jakarta.
Khopkar, S. M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik UI-Press,
Jakarta.
Fatimah
I, 2003, “Analisis Fenol dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri
Derivatif”, jurnal,Vol.9,No.10,.
Fakultas MIPA Universitas Islam
Indonesia, Jakarta.
Anonim. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan .Jakarta
Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.
Mulyadi. 1997.
Dasar-dasar Analisis. Gramedia:
Jakarta
Donatus L.
1992. Chemical Industry. UGM; Press
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
PERCOBAAN
I
PENETAPAN
KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI
OLEH
:
NAMA : LIA ARDYTA
STAMBUK : F1F1
10 059
KELOMPOK : III
ASISTEN : MIFTAH
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
PERCOBAAN
I
PENETAPAN
KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI
OLEH
:
NAMA : RISFA RIANTI
STAMBUK : F1F1
10 037
KELOMPOK : I
ASISTEN : DIAN PERMANA, S.si
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011