Sabtu, 09 Juni 2012

Triturat


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam penyediaan (pengolahan) bahan sumber alam bahan sintesis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Farmasi meliputi pengetahuan tentang indentifikasi, kombinasi, analisa dan standarisasi obat dan pengobatan termasuk pula sifat – sifat obat dan distribusinya yang aman dan pula dalam penggunaannya baik dalam penyerahan obat atas dasar dengan resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan maupun pada penjualan bebas.
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistemik. Dari obat-obat yang diberikan melalui mulut, maka sediaan padat merupakan bentuk yang paling disenangi.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan  tablet kempa ( FI IV,1995). Istilah “gula” merupakan istilah generik yang dapat memberi kemungkinan memberikan berbagai bahan mentah. Akan tetapi, salut gula terutama menggunakan sukrosa (gula pasir) karena sukrosa merupakan satu dari sedikit bahan yang dapat menghasilkan penyalut yang licin, bermutu tinggi, pada dasarnya kering dan bebas lekat pada akhir proses.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dala ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari obat ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis ( Ansel, 1989 ).  
Zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah. Zat-zat yang digunakan sebagai penyalut biasanya diterapkan sebagai suatu larutan atau suspesi dalam kondisi dengan pembawa yang mudah meguap ( Anief,1997).
Dibandingkan kapsul tablet mempunyai beberapa keuntungan yaitu tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan, bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah, bentuk sediaan yang paling mudah dan murah untuk di kemas serta dikirim, tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, dan sebagainnya (Lachman dkk, 2008)

B.       Rumusan masaalah
1.      Apa yang dimaksud dengan tablet triturate ?
2.      Jelaskan formulasi tablet triturate ?
3.      Jelaskan cara pembuatan tablet triturate ?
4.      Apa – apa saja yang perlu diperhatikan pada  produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan tablet triturate ?
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi tablet triturate
2.      Untuk mengetahui formulasi ( bahan tambahan ) dalam triturat.
3.      Untuk mengetahui cara pembuatan tablet triturat
4.      Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada produksi, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan tablet triturate ?
           


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Tablet Triturat
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa ­ cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan pada pemberian peroral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan ­ lapisan berbagai jenis.
Tablet triturat sendiri merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Tablet triturat harus cepat dan mudah larut seutuhnya didalam air. Beberapa tablet triturate biasanya digunakan untuk pemberian obat secara oral dan beberapa untuk penggunaan bawah lidah. Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum. Contohnya: Supradyn, Bevitram, nitrogliserin.
B.    Formulasi Tablet
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
§  Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
§  Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan): musilago amili, amilum
§   Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
·         Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
·         Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
·         Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
C.    Komposisi tablet        
v   Menurut FN hal 311 Komposisi tablet :
1.    zat aktif
2.    zat tambahan :
a.       zat pengisi, dapat digunakan salah satu pengesi antara lain : laktosa, sukrosa, glukosa, lemak cokelat, susu bubuk kaolin atau bahan lain yang cocok.
b.       Zat pengembang, dapat digunakan salah satu bahan zat pengembang pati terigu, pectin agar dan bahan lain yang cocok.
c.       Zat pengikat, dapat digunakan salah satu bahan pengikat yaitu sukrosa, glokosa, pati, terigu, gelatin, gom arab atau bahan lain yang cocok.
d.      Zat pelican, dapat digunakan salah satu bahan pelican yaitu talk, asam stearat, magnesium stearat atau bahan lain yang cocok.
v   Menurut PDF hal 93-118
1.    Zat aktif
2.    Zat tambahan :
a.       Pengisi, merupakan bahan tambahan yang bersifat inet atau netral yang mana dapat mempengaruhi biofarmaseletika bahan-bahan kimia, sifat kimia dan hasil tablet.
b.      Zat pengikat dan anti adesif merupakan zat tambahan untuk memformulasi tablet yang mana membentuk masa kohesi yang kompak dari sebuah tablet.
c.       Zat penghancur, mungkin ditambahkan sebelum granulasi atau selama pencetakan atau proses kedua.
d.       Zat pelicin, misalnya asam stearat, magnesium stearat, kalsium stearat dan tak mencegah gesekan dinding partikel denagn granul.
e.        Anti aderon, merupakan zat tambahan yang digunakan dalam formulasi yang dianggap terbaik, mencegah melekatnya granul, pada dinding cetakan.
f.       Pelican, zat yang dapat memperbaiki daya granulasi dan menurunkan pergeseran dan memudahkan proses pengeluran tablet.
g.       Zat pewarna dan perasa, keuntungan member zat itu yaitu menutupi warna dan rasa yang tidak enak dan memudahkan identifikasi hasil produksi dan membuat produk lebih menarik.

C.    Cara Pembuatan Tablet Triturat
Tablet ini dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja / pons. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif, bahan pengisi, bahan pemngikat, desintgran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak yang didizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis. Pada tablet triturate digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk dan granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta produksi yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan tablet dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan cetakan ( MTT ) atau dibuat dengan kompressi ( CTT ), dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Kebanyakan tablet ini  dalam industry dibuat secara kompressi tetapi dalam skala kecil dapat juga dibuat dengan cara mencetak, karena mencetak lebih mudah dan dianggap lebih murah daripada tablet dibuat dengan cara kompresi. Tablet triturate harus dapat cepat dan mudah larut seluruhnya dalam air. Sehingga bila tablet ini dibuaut dengan cara kompresi , maka tekanan atau kompressi yang diperlukan kecil. Kombinasi dari sukrosa dan laktosa biasanya dipakai sebagai bahan pengencer dan dalam formulanya selalu dihindari adanya bahan yang tidak larut dalam air. Obat yang digunakan dalam bentuk tablet ini biasanya cukup kuat dan dicampur dengan lactose dan juga pengikat seperti akasia. Campuran ini dibasahi untuk menghasilkan suatu massa yang kompak dan dapat dituang atau dicetak. Massa ini dimasukkan ke dalam lubang-lubang cetakan yang terbuat dari kayu atau plastic, sesudah itu tablet dikeluarkan dengan menggunakan keri papan pengungkit yang pengungkitnya sesuai dengan lubang-lubang pada cetakan tadi. Kemudian tablet dibiarkan kering sehingga tersedia untuk dispensing. Para ahli farmasi menggunakan tablet ini dalam mengolah campuran bahan obat untuk membuat bentuk sediaan cair atau padat lainnya. Misalnya tablet bisa dimasukkan kedalam kapsul untuk menyediakan obat keras dalam jumlah yang tepat. Oleh kareba hampir tiap obat yang dapat diberikan dalam bentuk ini telah tersedia dalam bentuk tablet jadi atau kapsul, jadi tidak perlu lagi bagi para ahli farmasi untuk membuat tablet seketika di dalam melayani keperluan orang sakit. Oleh karena dalam menyiapkan tablet cetak seperti ini umumnya ditambahkan alcohol pada masa bubuk yang akan dicetak tadi sehingga cepat kering tablet yang terbentuk, maka tablet triturasi biasanya lunak dan rapuh. Banyak obat yang digunakan dalam tablet ini sangat poten, dan obat dapat terjadi ketika alcohol menguap sehingga keseragaman kandungan obatnya sering diragukan. Karena masalah-masalah ini dan bioavailabilitas obat dari sediaan yang dibuat seketika seperti ini masih dipertanyakan, maka saat ini tablet triturasi jarang terlihat.

D.        Hal – hal yang Perlu di Perhatikan pada saat Produksi, Penyimpanan, dan Penggunaan.
            Tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat ditempat dengan kelembapan nisbi yang rendah, serta terlindung dari temperature tinggi. Tablet khusus yang cenderung hancur bila kena lembab dapat disertai pengering dalam kemasannya. Tablet yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya tablet yang disimpan secara tepat dapat stabil dalam beberapa tahun, dengan sedikit kekecualian.
            Dalam kebanyakan hal penyaluran obat, ahli farmasi diharapkan menggunakan jenis wadah yang sama yang telah dipersiapkan dalam produk – produk hasil pabrik, dan pasien dinasehati supaya memelihara obat pada produk hasil pabrik, dan pasien dinasehati supaya memelihara obat pada wadah yang diterimanya. Kondisi – kondisi penyimpanan yang tepat sebagaimana diperlukan oleh beberapa obat tertentu harus dijaga oleh ahli farmasi dan pasien serta memperhatiakan tanggal kadaluwarsanya.
            Ahli farmasi juga harus mengetahui bahwa kekerasan tablet tertentu mungkin berubah karena umurnya, biasanya mengurangi daya hancur dan laju larut dari produk tablet tersebut. Bertambah kerasnya tablet sering disebabkan oleh meningkatnya daya rekat dari bahan pengikat dan komponen formulasi lainnya dalam tablet. Contoh tablet yang bertambah keras karena umur, telah dikemukakan pada beberapa obat termasuk aluminium hidroksida, natrium salisilat dan fenil butazon. ‘
            Beberapa tablet yang mengandung bahan obat yang mudah menguap seperti nitrogliserin dapat menimbulkan kurang ratanya tablet-tablet tersebut. Tambahan lagi, bahan pengemasnya seperti kapas atau rayon bila tersentuh tablet nitrogliserin dapat mengabsorbsi nitrogliserin dengan jumlah yang berbeda-beda yang mendukung berkurangnya kekuatan tablet.
Pada tahun 1972, Food and Drug Administration menetapkan beberapa peraturan termasuk tentang kemasan, pembuatan label, dan penyaluran produk nitrogliserin. Peraturan ini meliputi :
1.      Semua tablet nitrogliserin harus dikemas dalam wadah gelas dengan tutup logam yang sesuai dan dapat diputar ( mempunyai derat ).
2.      Tiap wadah tidak boleh berisi lebih dari 100 tablet.
3.      Tablet nitrogliserin harus disalurkan dalam wadah aslinya dan pada labelnya ada tanda peringatan-“ untuk mencegah hilangnya potensi, jagalah tablet ini dalam wadah aslinya dan segera tutup kembali wadahnya setelah pemakaian. “
4.      Semua tablet nitrogliserin harus disimpan dalam ruangan dengan temperature yang diatur antara 59° - 86° F.
















TEKHNOLOGI FORMULASI SEDIAAN PADAT
“ TABLET TRITURAT “


DISUSUN OLEH :
LIA ARDYTA / F1F1 10 059
NI MADE SRI. M / F1F1 10 055
M. JUHARISMAN / F1F1 10 061

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012





                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar