Jumat, 20 April 2012

Mutiara Hidup


Sebaik-baik teman adalah yang tidak pernah berubah karena perubahan zaman. dan sebaik-baik pasangan hidup adalah dia yang selalu setia menemaninya sampai akhir ^^

Rabu, 11 April 2012

ISOLASI MIKROBA lia ardyta


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme.
Populasi mikroorganisme dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang mengandung hanya satu mikroorganisme saja dilaboratorium. Teknik pemisahan tersebut dikenal sebagai teknik isolasi, gunanya untuk mempermudah pengamatan terhadap sifat-sifat setiap jenis mikroorganisme yang diinginkan.
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
B.     Rumusan masalah
      Rumusan masalah dalam melakukan praktikum ini adalah :
1.      bagaimana metode-metode yang dilakukan dalam memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya dan mendapatkan kultur murni ?
2.      bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni ?
C.    Tujuan
      Tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui metode-metode dalam memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya dan mendapatkan kultur murni.
2.      Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, mikroorganisme lebih menguntungkan karena pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh pada substrat yang murah, lebih mudah ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan kondisi pertumbuhan dan rekayasa genetik, serta mampu menghasilkan enzim yang ekstrim (Buckle,2003:78 ).
            Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992:321).
Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu). Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Schegel, 1994 :41).
Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi dan khamir (miroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebara, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan dan cawan gores. Kedua metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroorganisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya (Hadioetomo, 1993 :17).
Metode piringan tuangan (pour-plate metod) pertama kali mengadakan piaraan biasanya diperoleh dari piaraan campuran, piaraan pertama disebut primary culture dan sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan tetapi harus diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru yang disebut piaraan turunan (Sub-culture) yaitu piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama. Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage ialah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Irianto, 2006:87).
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang. Sebelum bakteri diinokulasi, tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Volk, 1993:98).
Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dandengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Pelczar,1986 :51).













B. Pembahasan
Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri, fungi dankhamir (mikroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar. Pada praktikum ini teknik yang digunakan adalah  teknik  cawan gores. Metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni, dan bisa mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh apad kultur murni. Sampel yang digunakan untuk mendapatkan mikroba adalah sampel somay, es kelapa dan pangsit. Sedangkan sampel air yang digunakan adalah aquades. Dilakukan serangkaian pengenceran pada sampel untuk mengisolasi bakteri dari beberapa sampel (Somay, pangsit dan es kelapa)  yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat cair. Pengenceran dilakukan dengan suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran diencerkan dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain. Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan dalam jumlah koloni mikroba yang tumbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya.
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasi dari bakteri dan fungi. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid,tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada beberapa sampel  ini adalah bervariasi, diantaranya ada yang berwarna keruh, putih dan ada juga yang bening. Akan tetapi terdapat sekitar dua sampelair yang tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Menurut data SNI ( Standar Nasional Indonesia ) pada batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan, pada somay dan es batas maksimum cemaran mikrobanya yaitu 1 x 10 4 koloni/gram. Sedangkan hasil yang didapat melebihi batas maksimum yaitu pada somay pada media Na 1x106 CFU/g dan pada PCA 5x106 CFU/g, kemudian  pada es kelapa muda didapatkan Na 2x106 CFU/g. sedangkan pada standar Mie yaitu 1x106 dan hasil yang didapat juga melebihi standar yaitu pada media PCA 54x106 CFU/g dan pada media Na dan PDA berturut-turut 124x106 dan 108x106. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tersebut tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat karena cemaran mikrobanya cukup banyak dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia yang mengkonsusinya. Didapatkannya hasil diatas yang melebihi SNI kemungkinan terjadi beberapa factor, yaitu mungkin pada saat pengenceran telah terkontaminasi dan bisa saja alat-alat yang digunakan kurang steril dilaboratorium.
Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu : cara cawan gores, cara cawan tuang dan cara cawan sebar.
Pada praktikum ini juga, ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengisolasian mikroba, yaitu isolasi pada agar cawan, dan isolasi pada medium cair. Pada isolasi agar cawan dengan prinsip mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang dan Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel. Metode isolasi pada medium cair kita dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Jika semakin tinggi pengenceran yang dilakukan  maka peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
Koloni-koloni yang telah ditemukan pada masing-masing medium kemudian diidentifikasikan morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni, elevasi serta jumlah koloninya. Pada masing-masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam morfologi tersebut.
Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adanya penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih à jika sudah ada spora à terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
aseptat atau senosit, Septat dengan sel-sel uninukleat, septat dengan sel-sel multinukleat.
Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan.
Kultur murni atau biakkan murni sangat berguna didalam mikrobiologi yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme











BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
1.    Teknik isolasi mikroba yang dilakukan menggunakan metode kuadran untuk mendapatkan biakan murni
2.     Sebelum diisolasi biakan bakteri berbentuk irregular, bertepi undulate, elevation convex, berwarna cream dan berlendir. Hasil yang diperoleh juga sama dengan bakteri sebelum diisolasi.
B.     Saran
Dalam pengerjaan isolasi dan pemurnian mikroba ini harus benar-benar steril sehingga tidak tejadi kontaminasi dan kerusakan media dan dan didapatkan kultur murni sesuai diinginkan.










DAFTAR PUSTAKA
Schegel, H., 1994. Mikrobiologi Umum. UGM-Press. Yogyakarta.

Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta
Fardiaz, S. 1992.Mikrobiologi Pangan I . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadioetomo,R.S.1993 .Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur        Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Pelczar,M.J dan E.C.S Chan. 1986.Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas        Indonesia Press. Jakarta

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama Widya. Bandung.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta






















PERCOBAAN VI
“PENANAMAN DAN ISOLASI MIKROBA”
O L E H :

NAMA                               : LIA ARDYTA
NIM                                   : F1F1 10 059
KELOMPOK                   : I ( SATU )
PRODY                             : FARMASI
AS. PEMBIMBING         : ANGGRAENI PUSVITA,  S.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan tempat
         Praktikum ini dilaksanakana pada hari kamis tanggal 29 maret – 2 april 2012 bertempat dilaboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kendari.
B.     Alat dan bahan
1.      Alat
        Alat yang digunakan dalam praktikum penanaman dan isolasi mikroba dapat dilihat pada tabel :
Tabel 1 : Alat yang digunakan beserta fungsi
No
Nama alat
Fungsi
1
Lampu Spiritus
Untuk sterilisasi secara fisik dan untuk memijarkan ose
2
Jarum inokulasi
Untuk mengambil mikroorganisme yang tumbuh pada medium
3
Cawan petri
Sebagai wafah yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba dan tempat untuk agar cawan
4
Tabung reaksi
Sebagai wadah untuk menumbuhkan mikroba
5
Incubator
Sebagai tempat menginkubasi media
6
Mikro pipet/pipet volume
Untuk meindahkan larutan pada volume tertentu
7
Botol ampul
Sebagai wadah aquades yang telah disterilkan
8
Laminar air flow
Sebagai tempat kerja yang memungkinkan tidak terjadinya kontaminasi dengan lingkungan luar
9
Ose bulat
Untuk menggores pada permukaan medium yang telah ditumbuhi mikroorganisme

2.      Bahan



STERILISASI lia ardyta


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Pada dasarnya pensterilisasian suatu alat dan bahan bertujuan untuk mencegah masuk dan mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam suatu praktikum. Alat-alat maupun bahan-bahan yang digunakan pada suatu praktikum mikrobiologi pada umumnya akan digunakan untuk membuat media (jamak) atau medium (tunggal) mikroorganisme yang akan diamati di laboratorium.
        Suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroba, sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni saja yang ada tanpa kontaminasi mikroba lain. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan satu sel mikroba.
                    Untuk itu sebelum melakukan suatu praktikum mikrobiologi maka semua alat-alat maupun bahan yang akan dipakai terlebih dahulu harus bebas dari segala macam mikroorganisme. Maka dari itu semua alat-alat maupun bahan-bahan harus disterilkan lebih dahulu dengan berbagai macam cara sehingga dalam melakukan praktikum alat-alat dan bahan yang akan digunakan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. Berdasarkan hal inilah maka kami melakukan praktikum dengan judul “Berbagai Teknik Sterilisasi”.

B. Rumusan Masalah
        Rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu bagaimanakah teknik-teknik sterilisasi pada alat-alat di laboratorium ?
C. Tujuan
      Tujuan yang dapat di capai pada praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui berbagai teknik sterilisasi pada alat-alat laboratorium.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempet (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi  (Irianto,2006:87).
Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua orgaisme yang dapat pada atau didalam suatu benda. Ada 3 cara umum yang dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan atau filtrasi ( hadioetomo,1990:55).
            Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Istilah sterilisasi mempunyai arti yang pasti bagi mikrobiologiwan. Tidak ada benda yang hampir steril. Prosedur sterilisasi cukup beranekaragam tergantung pada faktor seperti macam bahan yang dibuat dan suasana peristiwa pemakaiannya. Sterilisasi tidak begitu sulit pada kebanyakan hal, jika kita tidak harus menghadapi endospora bakteri mungkin adalah bentuk kehidupan yang paling sintesis yang diketahui : beberapa dapat bertahan hidup pada suhu air mendidih (100oC) untuk beberapa jam (Wheeler,1993:203).
           
Alat-alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan metode sterilisasi kering di dalam oven selama 2 jam pada suhu 1700C. Alat-alat yang disterilkan meliputi cawan petri, pipet, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur, gelas piala. Dan penyiapan media memiliki komposisi untuk isolasi mikrobiologi penghasil enzim amylase adalah ekstrak daging 3gr, aquades 1000ml, agar-agar 15gr. Prosedur pembuatan media sebagai berikut : ekstrak daging ditimbang sebanyak 3gr dan dimasukkan ke dalam aquades 1000ml, lalu 2gr pati dan 15gr agar-agar dilarutkan ke dalam ekstrak daging. Selanjutnya medium di panaskan dan diatur sampai pH 7,2 dan ditambahkan aquades sehingga volume tetap 1000ml. Setelah itu dilakukan penyaringan dengan menggunakan kapas lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada temperatur 121oC dengan tekanan 1 atm (Jutono dkk, 1973 :81).   
            Pada sterilisasi jumlah panas yang diperlukan untuk sterilisasi yang memadai tergantung pada beberapa faktor yaitu: ukuran kaleng dan keadaan isi. panas memerlukan waktu lebih lama untuk menerobos masuk kedalam kaleng yang besar. Demikian juga penetrasi panas akan lebih cepat pada medium konveksi daripada medium konduksi. pH bahan makanan proses sterilisasi dirancang untuk mematikan Clostridium botulinum dan sporanya, sebab mikroorganisme ini paling berbahaya dan sporanya paling tahan terhadap pemanasan, yang biasanya mengkontaminasi makanan kaleng, oleh karenanya pada perlakuan pemanasan yang diperlukan untuk mematikan mikroorganisme tersebut (Sherrington,1977: 286).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
        Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2012, pukul 13.00- 16.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.    Alat
              Alat-alat yang digunakan adalah :
NO
           Nama Alat
                            Fungsi
 1.
Erlenmeyer
Sebagai tempat mencampur dan melarutkan bahan medium.
 2.
Autoklaf
Untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan.
 3.
Mikropipet
Sebagai alat yang akan disterilisasi.
 4.
Gelas Kimia
Sebagai alat yang akan disterilisasi.
 5.
Tabung Reaksi
Sebagai medium tempat menunbuhkan mikroorganisme.
 6.
Botol Ampul 
Sebagai alat yang akan disterilisasi
 7.
Cawan petri
Sebagai alat yang akan disterilisasi.




2. Bahan
                 Bahan-bahan yang digunakan adalah :
NO
Nama Bahan
Fungsi
1.
Aluminium Foil
Untuk menutup botol ampul dan erlenmeyer yang akan disterilisasi.
2.
Kapas
Untuk  menyumbat erlenmeyer yang akan disterilisasi.
3.
Kertas
Untuk membungkus alat-alat atau bahan yang akan disterilisasi.
4.
Air
Untuk membersihkan alat-alat sebelum disterilisasi.











BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Gambar Alat-alat yang Dibungkus









2. Gambar Media yang Sudah Dibungkus











3. Gambar Media yang Akan Disterilkan di dalam Autoklaf

4. Gambar Autoklaf pada Saat Sterilisasi




B. Pembahasan
Sterilisasi adalah proses pembebasan berbagai jenis mikroorganisme dari suatu alat atau bahan. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi uap (panas lembap), sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan penyaringan, sterilisasi gas, dan sterilisasi dengan radiasi. Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (autoklaf) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Namun pernyataan ini hanya berlaku pada tempat-tempat yang tingginya sama dengan permukaan laut. Oleh karena itu, dalam percobaan ini digunakan metode sterilisasi uap dengan autoklaf digital.
Menurut beberapa sumber, autoklaf telah dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121o C dengan tekanan 103,4 kPa atau pada temperature 115 o C dengan tekanan 69 kPa, dimana pada tekanan dan suhu ini air akan mendidih. Sehingga semua bentuk kehidupan akan mati pada kondisi tersebut. Temperatur yang biasa dicapai akan lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur dengan uap air dalam ruang autoklaf. Hal ini mengikuti Hukum tekanan parsial Dalton, bahwa tekanan total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan individualnya. Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tekanan parsial uap air akan semakin rendah sehingga akan menurunkan keseluruhan temperatur cairan. Secara umum prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf.
Pada praktikum ini, semua alat yang akan digunakan sebagai tempat / wadah medium mikroorganisme harus disterilkan terlebih dahulu. Ada beberapa cara yang digunakan yaitu pertama sterilisasi dengan pimajaran dengan cara memijarkan pada api lampu spirtus. Kedua sterilisasi dengan udara panas alat yang digunakan yaitu oven. Dengan cara alat-alat gelas dan cawan petri dibungkus dengan kertas , dan pipet yang akan digunakan pada ujungnya disumbat dengan kapas, selanjutnya pipet tersebut dibungkus dengan kertas. Ketiga, sterilisasi dengan uap air panas, alat yang biasa digunakan yaitu Arnold steam sterilizer. Caranya bahan-bahan disterilkan dengan temperature 100°C selama 30 menit, bahan-bahan tersebut harus di inkubasi pada temperature kamar selama 24 jam dan setelah itu dilakukan sterilisasi lagi pada temperature 100°C selama 30 menit. Keempat, sterilisasi dengan uap panas bertekanan, alat yang digunakan yaitu autoklaf, lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C .








BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
      Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, teknik sterilisasi sangat berguna dalam membiakkan suatu jenis mikroba, agar tidak terjadi kontaminasi dengan mikroba yang lain, selain itu teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini adalah sterilisasi dengan pemanasan.
B. Saran
      Saran saya pada praktikum ini sebaiknya bisa diberi toleransi agar untuk perbaikan laporan dilakukan di kampus.