Rabu, 11 April 2012

STERILISASI lia ardyta


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Pada dasarnya pensterilisasian suatu alat dan bahan bertujuan untuk mencegah masuk dan mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam suatu praktikum. Alat-alat maupun bahan-bahan yang digunakan pada suatu praktikum mikrobiologi pada umumnya akan digunakan untuk membuat media (jamak) atau medium (tunggal) mikroorganisme yang akan diamati di laboratorium.
        Suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroba, sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni saja yang ada tanpa kontaminasi mikroba lain. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan satu sel mikroba.
                    Untuk itu sebelum melakukan suatu praktikum mikrobiologi maka semua alat-alat maupun bahan yang akan dipakai terlebih dahulu harus bebas dari segala macam mikroorganisme. Maka dari itu semua alat-alat maupun bahan-bahan harus disterilkan lebih dahulu dengan berbagai macam cara sehingga dalam melakukan praktikum alat-alat dan bahan yang akan digunakan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. Berdasarkan hal inilah maka kami melakukan praktikum dengan judul “Berbagai Teknik Sterilisasi”.

B. Rumusan Masalah
        Rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu bagaimanakah teknik-teknik sterilisasi pada alat-alat di laboratorium ?
C. Tujuan
      Tujuan yang dapat di capai pada praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui berbagai teknik sterilisasi pada alat-alat laboratorium.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempet (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi  (Irianto,2006:87).
Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua orgaisme yang dapat pada atau didalam suatu benda. Ada 3 cara umum yang dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan atau filtrasi ( hadioetomo,1990:55).
            Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Istilah sterilisasi mempunyai arti yang pasti bagi mikrobiologiwan. Tidak ada benda yang hampir steril. Prosedur sterilisasi cukup beranekaragam tergantung pada faktor seperti macam bahan yang dibuat dan suasana peristiwa pemakaiannya. Sterilisasi tidak begitu sulit pada kebanyakan hal, jika kita tidak harus menghadapi endospora bakteri mungkin adalah bentuk kehidupan yang paling sintesis yang diketahui : beberapa dapat bertahan hidup pada suhu air mendidih (100oC) untuk beberapa jam (Wheeler,1993:203).
           
Alat-alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan metode sterilisasi kering di dalam oven selama 2 jam pada suhu 1700C. Alat-alat yang disterilkan meliputi cawan petri, pipet, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur, gelas piala. Dan penyiapan media memiliki komposisi untuk isolasi mikrobiologi penghasil enzim amylase adalah ekstrak daging 3gr, aquades 1000ml, agar-agar 15gr. Prosedur pembuatan media sebagai berikut : ekstrak daging ditimbang sebanyak 3gr dan dimasukkan ke dalam aquades 1000ml, lalu 2gr pati dan 15gr agar-agar dilarutkan ke dalam ekstrak daging. Selanjutnya medium di panaskan dan diatur sampai pH 7,2 dan ditambahkan aquades sehingga volume tetap 1000ml. Setelah itu dilakukan penyaringan dengan menggunakan kapas lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada temperatur 121oC dengan tekanan 1 atm (Jutono dkk, 1973 :81).   
            Pada sterilisasi jumlah panas yang diperlukan untuk sterilisasi yang memadai tergantung pada beberapa faktor yaitu: ukuran kaleng dan keadaan isi. panas memerlukan waktu lebih lama untuk menerobos masuk kedalam kaleng yang besar. Demikian juga penetrasi panas akan lebih cepat pada medium konveksi daripada medium konduksi. pH bahan makanan proses sterilisasi dirancang untuk mematikan Clostridium botulinum dan sporanya, sebab mikroorganisme ini paling berbahaya dan sporanya paling tahan terhadap pemanasan, yang biasanya mengkontaminasi makanan kaleng, oleh karenanya pada perlakuan pemanasan yang diperlukan untuk mematikan mikroorganisme tersebut (Sherrington,1977: 286).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
        Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Maret 2012, pukul 13.00- 16.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.    Alat
              Alat-alat yang digunakan adalah :
NO
           Nama Alat
                            Fungsi
 1.
Erlenmeyer
Sebagai tempat mencampur dan melarutkan bahan medium.
 2.
Autoklaf
Untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan.
 3.
Mikropipet
Sebagai alat yang akan disterilisasi.
 4.
Gelas Kimia
Sebagai alat yang akan disterilisasi.
 5.
Tabung Reaksi
Sebagai medium tempat menunbuhkan mikroorganisme.
 6.
Botol Ampul 
Sebagai alat yang akan disterilisasi
 7.
Cawan petri
Sebagai alat yang akan disterilisasi.




2. Bahan
                 Bahan-bahan yang digunakan adalah :
NO
Nama Bahan
Fungsi
1.
Aluminium Foil
Untuk menutup botol ampul dan erlenmeyer yang akan disterilisasi.
2.
Kapas
Untuk  menyumbat erlenmeyer yang akan disterilisasi.
3.
Kertas
Untuk membungkus alat-alat atau bahan yang akan disterilisasi.
4.
Air
Untuk membersihkan alat-alat sebelum disterilisasi.











BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Gambar Alat-alat yang Dibungkus









2. Gambar Media yang Sudah Dibungkus











3. Gambar Media yang Akan Disterilkan di dalam Autoklaf

4. Gambar Autoklaf pada Saat Sterilisasi




B. Pembahasan
Sterilisasi adalah proses pembebasan berbagai jenis mikroorganisme dari suatu alat atau bahan. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi uap (panas lembap), sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan penyaringan, sterilisasi gas, dan sterilisasi dengan radiasi. Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (autoklaf) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Namun pernyataan ini hanya berlaku pada tempat-tempat yang tingginya sama dengan permukaan laut. Oleh karena itu, dalam percobaan ini digunakan metode sterilisasi uap dengan autoklaf digital.
Menurut beberapa sumber, autoklaf telah dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121o C dengan tekanan 103,4 kPa atau pada temperature 115 o C dengan tekanan 69 kPa, dimana pada tekanan dan suhu ini air akan mendidih. Sehingga semua bentuk kehidupan akan mati pada kondisi tersebut. Temperatur yang biasa dicapai akan lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur dengan uap air dalam ruang autoklaf. Hal ini mengikuti Hukum tekanan parsial Dalton, bahwa tekanan total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan individualnya. Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tekanan parsial uap air akan semakin rendah sehingga akan menurunkan keseluruhan temperatur cairan. Secara umum prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf.
Pada praktikum ini, semua alat yang akan digunakan sebagai tempat / wadah medium mikroorganisme harus disterilkan terlebih dahulu. Ada beberapa cara yang digunakan yaitu pertama sterilisasi dengan pimajaran dengan cara memijarkan pada api lampu spirtus. Kedua sterilisasi dengan udara panas alat yang digunakan yaitu oven. Dengan cara alat-alat gelas dan cawan petri dibungkus dengan kertas , dan pipet yang akan digunakan pada ujungnya disumbat dengan kapas, selanjutnya pipet tersebut dibungkus dengan kertas. Ketiga, sterilisasi dengan uap air panas, alat yang biasa digunakan yaitu Arnold steam sterilizer. Caranya bahan-bahan disterilkan dengan temperature 100°C selama 30 menit, bahan-bahan tersebut harus di inkubasi pada temperature kamar selama 24 jam dan setelah itu dilakukan sterilisasi lagi pada temperature 100°C selama 30 menit. Keempat, sterilisasi dengan uap panas bertekanan, alat yang digunakan yaitu autoklaf, lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C .








BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
      Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, teknik sterilisasi sangat berguna dalam membiakkan suatu jenis mikroba, agar tidak terjadi kontaminasi dengan mikroba yang lain, selain itu teknik sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini adalah sterilisasi dengan pemanasan.
B. Saran
      Saran saya pada praktikum ini sebaiknya bisa diberi toleransi agar untuk perbaikan laporan dilakukan di kampus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar