BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahluk hidup diciptakan bermacam-macam,
baik jenis maupun bentuknya. Dari mahluk hidup yang ukurannya besar seperti
halnya dinosaurus hingga mahluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri atau
bahkan virus. Para ilmuwan pun tak hanya meneliti mahluk hidup berukuran besar
dengan struktur tubuh yang kompleks namun juga mahluk hidup yang ukurannya
sangat kecil bahkan tak dapat dilihat dengan menggunakan penglihatan mata
biasa. Untuk itu para ilmuwan mengkaji suatu ilmu untuk lebih mempelajari
mahluk-mahluk mikroskopis ini, mikrobiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
tentang berbagai jenis mahluk hidup berukuran kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.Untuk mengamati dan mempelajari berbagai jenis mikroorganisme,
harus melakukan pengamatan dengan sangat teliti dan dengan menggunakan
alat-alat yang tingkat ketelitiannya tinggi, agar proses pengamatan dapat
dilakukan dengan baik dan agar jenis-jenis mikroorganisme yang bersifat parasit
tidak mudah masuk kedalam jaringan tubuh kita.
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyebabkan mikroskop terus
mengalami kemajuan dan penyempurnaan sesuai dengan tujuan atau kebutuhan yang
diinginkan. Misalkan saja untuk mikroskop yang digunakan dilaboratorium untuk
praktikum yaitu mikroskop electron.
Mikroskop ditemukan pertama kali oleh Anthony
Van Leewenhoek pada tahun 1623-1732 dengan menggunakan lensa sederhana dengan
perbesaran 1000-2000 kali.dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perbaikan
dalam tehnik penelitian termasuk juga penyempurnaan alat mikroskop, klasifikasi
dalam dunia hewan dan tumbuhan menjadi lebih sulit dan sering kali sudah tidak
mungkin, khususnya diantara mikroorganisme banyak hal yang tidak jelas bedanya
dan tidak menurut peraturan.
Mikrobiologi mencakup pengetahuan
tentang virus (virologi), pengetahuan tentang bakteri (bakteriologi),
pengetahuan tentang hewan bersel tunggal (protozoologi), pengetahuan tentang
jamur (mikologi), terutama jamur-jamur rendah seperti phicomycetes, dan juga ascomycetes,
serta dueteromycetes. Dalam bidang mikrobiologi terdapat laboratorium
tersendiri dengan alat-alat tertentu. Alat-alat laboratorium biasanya dapat
rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana cara menggunakan mikroskop dengan
baik dan benar ?
2. Dapat mengenal beberapa contoh mikroorganisme
?
3. bagaimana cara melakukan penyiapan preparasi pengamatan
mikroskopik dengan baik dan benar ?
4. bagaimana cara cara penanganan dan perawatan mikroskop
setelah selesai digunakan ?
C. Tujuan
1. Dapat
menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
2. Dapat
mengenal beberapa contoh mikroorganisme
3. Dapat
melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan baik dan benar
4. Dapat
memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah selesai digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum orang mengenal pemakaian
mikroskop dengan daya pembesaran yang kuat, dan belum diketahui adanya dunia
mikroorganisme, para ahli biologi tidak mengalami kesukaran dalam
mengklasifikasikan bermacam-macam bentuk mahluk hidup yang tampak oleh mata
biasa, seperti dunia hewan (Animalia) dan dunia tumbuhan (Plantae). Tumbuhan
dianggap tidak dapat bergerak dan susunannya sederhana sedangkan hewan dapat bergerak
dan susunannya lebih kompleks. Demikian pula setelah memulai digunakannya
mikroskop. Orang segera dapat membedakan antara alga yang uniseluler dan
mengandung klorofil dan hewan uniseluler yang tidak berwarna (Irianto,2006:24).
Menurut bentuk
dan struktur selnya
makhluk hidup dibedakan
menjadi dua yaitu makhluk
hidup bersel banyak
dan makhluk hidup bersel
satu, makhluk ini tidak dapat
terlihat dengan mata kita, karena
panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat
terbatas. Oleh karena itu
banyak masalah mengenai
benda atau organisme
yang akan diamati dan pengamatan
itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan
dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat
dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah mikroskop
dalam (bahasa latin mikro
diartikan kecil sedangkan
scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan
untuk, meningkat kemampuan
daya pisah atau
lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek
yang sangat halus
dan tidak dapat
terlihat oleh mata terbuka
(Dwidjoseputro,1994:1).
Berdasarkan sumber iluminasi yang
dipakai dikenal dua kelompok utama mikrosokop yaitu, mikroskop cahaya dan
mikrosokop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan gelombang cahaya sebagai
sumber iluminasinya, tergolong ke dalamnya adalah mikroskop medan terang (brigfield), medan gelap (dark field), kontras fase (phase
contrast) dan pendar fluor (fluorescence).
Di pihak lain, mikroskop elektron menggunakan elektron untuk iluminasinya. Ada
dua macam mikroskop elektron yaitu tipe transmisi dan tipe payar (scanning) . Perbesaran yang dicapai oleh
suatu mikroskop adalah hasil kerja dua sistem lensa yaitu lensa objektif dan
lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat dengan spesimen, dan lensa okuler,
terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif
memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian
diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya,
diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan p ada mikroskop
(Hadioetomo,1993:5).
Jamur atau fungi merupakan organisme
bersel tunggal atau bersel banyak. Jamur merupakan eukariotik dan tidak
berklorofil. Sol jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena
sifat-sifatnya yaitu mengandung kitin, eukariotik dan tidak mengandung klorofil,
jamur ini dikelompokkan dalam kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi. Hal ini
disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan ke dalam dunia hewan atau
tumbuhan. Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan hidup secara
heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu hidup dari
penguraian sampah-sampah (Amien, 1987:84).
Bakteri adalah makhluk hidup
yang kecil sehingga
tidak bisa di
lihat dengan mata telanjang
(tanpa bantuan alat pembesar). Begitu juga halnya dengan paramecium dan
sebagainya sehingga bantuan alat pembesar ini sangat diperlukan. Alat pembesar
ini selain diperlukan untuk melihat
bakteri, alat pembesar
juga sangat diperlukan
untuk melihat isi dari
sel pada makhluk hidup, bentuk
organisme-organisme yang kecil, untuk melihat jaringan yang ada di dalam tubuh
organisme, serta banyak lagi hal lainnya (Syamsuri,2000:54).
Bakteri dapat digolongkan menjadi
dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan
struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba
dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan
karena perbedaan komponen penyusun dinding sel (Lay,1999:172).
Bakteri Gram positif memiliki dinding
sel yang terdiri
dari 40 lapis
rangka dasar murein,
meliputi 30-70 % berat kering dinding
sel bakteri. Murein adalah senyawa yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan N-asetil
asam muramat yang
terikat oleh ikatan
1,4-β-glikosida. Senyawa lain
penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik. Sementara bakteri
Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10%
dari berat kering dinding sel. Murein
hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak
mengandung lisin. Di
luar rangka murein
tersebut terdapat sejumlah
besar lipoprotein,
lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 %
penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini
(Sumarsih,2003:97)
Mikroskop adalah suatu alat yang
digunakan untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dijangkau dengan mata
telanjang. Benda-benda yang terlihat oleh mikroskop akan nampak lebih besar
dari yang sebenarnya, dapat diperbasar berpuluh-puluh kali, prinsip kerja
tersebut dilakukan oleh micrometer (Surya,1987:3)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
kamis, 22 Maret 2012, pukul 13.00-16.00 WITA dan bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
·
Alat
Alat – alat yang digunakan pada
praktikum ini dapat dilihat dalam table berikut ini :
Tabel
1 : alat yang digunakan beserta fungsinya
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1
|
Mikroskop cahaya
|
Untuk mengamati berbagai jenis organisme yang kasat mata
|
2
|
Kaca obyek dan kaca penutup
|
Untuk
tempat media yang akan diamati
|
3.
|
Pipet
|
Untk mengambil sejumlah larutan
|
4.
|
Botol semprot
|
Untuk
menyemprot dan membersihkan alat-alat praktikum yang telah digunakan
|
5.
|
Jatum inokalasi
|
Untuk mengambil media yang akan diamati
|
6.
|
Lampu spiritus
|
Untuk
memanaskan objek pengamatan
|
7.
|
Pinset
|
Untuk mengambil bahan-bahan yang tidak dapat
langsung diambil dengan tangan
|
·
Bahan
bahan yang digunakan pada praktikum
ini yaitu sebagai berikut :
Tabel
2 : bahan yang digunakan beserta fungsinya
No
|
Bahan
|
Fungsi
|
1
|
Roti dan tempe yang telah ditumbuhi
jamur
|
Sebagai bahan yang akan diamati
|
2.
|
Ragi roti
|
Sebagai bahan yang akan diamati
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum pengenalan
dan pengamatan mikroorganisme dengan mikroskop :
1.
Meletakkan mikroskop diatas meja (kira-kira 4
jari dari tepi meja)
2.
Mengambil gambar-gambar mikroskop dengan cara
memotret mikroskop tersebut
Ø Pengamatan
jamur (Khamir) pada ragi roti dan ragi tape)
1. Menyediakan
bahan yang akan diamati
2. Mengambil
bahan tersebut (ragi roti dan ragi tape) lalu melarutkan dalam air
3. Mengambil
ragi roti yang telah dilarutkan lalu meletakkan dikaca preparat dan menutup
dengan kaca penutup
4. Mengamti
penampakan jamur khamir dimikroskop
Ø Pengamatan jamur (Kapang pada roti yang berjamur dan tempe
1. Menyediakan bahan yang akan diamati
2. Mengambil bahan tersebut tersebut (Roti berjamur dan tempe) dengan
menusukkan jarum inokulasi pada roti dan tempe
3. Mengambil bahan tersebut dan mengambil meletakkan dikaca preparat dan
menutup dengan kaca penutup dengan meneteskan safranin
4. Mengamati dibawa mikroskop dan mengambil gambar
4. Pengamatan pada kultur
bakteri (Escherichia coli)
Ket :
1.
bakteri bentuk batang (Bacillus)
B. Pembahasan
Mikroskop adalah suatu alat yang
digunakan untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dijangkau dengan mata
telanjang. Benda-benda yang terlihat oleh mikroskop akan nampak lebih besar
dari yang sebenarnya, dapat diperbasar berpuluh-puluh kali, prinsip kerja
tersebut dilakukan oleh micrometer. Pada praktikum ini mikroskop yang digunakan
afalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya yang menggunakan dua sistem lensa
dalam rangkaiannya untuk menggambarkan obyek disebut lensa majemuk. Lensa
objektif menutup objek dan menghasilkan perbesaran gambar, lensa okuler dekat
dengan mata dan memperbesar gambaran. Mikroskop Van leewenhoek merupakan
mikroskop sederhana sebab hanya menggunakan satu lensa antara objek dan mata.
Mikroskop binokuler mempunyai dua tempat untuk melihat. Ada beberapa mikroskop
cahaya yang berbeda yaitu mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap,
mikroskop fase kontras, mikroskop diferensial interferensi kontras dan
mikroskop fluoresen.
Dari hasil pengamatan praktikum ini objek yang
diamati adalah jamur roti, jamur tempe dan ragi roti. Pada pengamatan ini kita
menggunakan mikroskop untuk melihat atau mengamati mikroorganisme yang terdapat
pada ragi roti, jamur roti dan jamur tempe. Mikroskop adalah suatu alat yang
digunakan untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dijangkau dengan mata
telanjang, dan praktikum ini kita menggunakan mikroskop elektron
Pada pengamatan yang ke dua dengan
menggunakan roti berjamur, dengan menggunakan perbesran 400x, ditemukan adanya
kapang lengkap dengan tangkai spora, kotak spora dan sporanya, yang merupakan
bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkembang
biak. Inokulasi fragmen yang kecil sekali pada medium sudah cukup untuk memulai
individu baru. Hal ini diperoleh dengan menamakan inokulum pada medium segar
dengan bantuan jarum transfer, suatu cara yang digunakan pula oleh bakteri,
hanya jarum ini lebih kaku dan ujungnya pipih agar dapat memotong miselium.
Secara umum kapang dapat berkembang biak dengan cara seksual yang dihasilkan
dengan peleburan nukleus maupun aseksual dengan menggunakan spora.
Pada
pengamatan terhadap ragi dengan menggunakan perbesaran 400x, ditemukan sel-sel
khamir. Pada umumnya sel-sel khamir lebih besar dari pada kebanyakan bakteri,
tetapi sel-sel khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
Sel-sel khamir ini bersifat fakultatif artinya mereka dapat hidup baik dalam
keadaan aerobik maupun dalam keadaan anaerobik. Sel-sel khamir dapat hidup dan
tumbuh dalam suatu sustrat atau medium yang berisikan konsentrasi gula yang
dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri, sel-sel khamir juga dapat
bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada mikrobe yang lain. Fase
khamir timbul bila mana organisme ini hidup sebagai parasit atau patogen dalam
jaringan.
Kemudian pada pengamatan permifan ini
memakai perbesaran 400x, dengan menggunkan perbesaran ini dapat dilihat adanya
sel-sel khamir. Jenis sel-sel khamir yang terdapat pada permifan ini, yakni Sacharomyces cereviceae. Sel-sel khamir
memperbanyak diri dengan cara aseksual dengan tunas. Umumnya sel-sel khamir
memiliki ukuran berkisar antara 1 hingga 5 µm lebarnya, dan panjangnya dari 5
µm atau lebih. Tetapi sel-sel khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri
yang terbesar. Sel-sel khamir dapat hidup dan tumbuh dalam suatu sustrat atau
medium yang berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan
kebanyakan bakteri, sel-sel khamir juga dapat bertahan terhadap keadaan yang
lebih asam dari pada mikrobe yang lain. Morfologi khamir sangat beragam, sedangkan
fase khamir timbul bila mana organisme ini hidup sebagai parasit atau patogen
dalam jaringan. Sel-sel khamir ini bersifat fakultatif artinya mereka dapat
hidup baik dalam keadaan aerobik maupun dalam keadaan anaerobik.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini
adalah:
- Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang berukuran mikroskopis.
- Contoh-contoh mikroorganismeantara lain:
a.
Kapang terdapat pada roti berjamur.
b.
Sel-sel khamir terdapat pada permifan dan ragi.
- Penyiapan preparasi mikroskop dilakukan secara teratur, teliti dan hati-hati sesuai dengan prosedur kerja, dimulai dari menyiapkan bahan hingga membersihkannya kembali setelah digunakan.
- Setelah digunakan, mikroskop harus dibersihkan dan ditempatkan pada tempat yang cukup aman dan sejuk.
B. Saran
Saran
saya pada praktikum ini sebaiknya bisa diberi toleransi agar untuk perbaikan
laporan dilakukan di kampus.
DAFTAR PUSTAKA
Amien, W.
1987. Mahluk Hidup. Balai Pustaka. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Iskandar,Y., Dewi Rusmiati, Rini Rusma Dewi. 2011. “Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Rumput Laut (Eucheuma
cottonii) Terhadap Bakteri Escherichia
coli Dan Bacillus cereus”. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas
Padjadjaran
.
Surya, 1987. Dasar-Dasar Fisika.
Intan Pariwara Jakarta
Syamsuri., I. 2000. Biologi 2000.
Erlangga. Jakarta.
Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar.
Faperta UPN “Veteran”. Yogyakarta.
Irianto, koes., 2006. Mikroboilogi Menguak Dunia
Mikroorganisme. CV. Yrama
Widya, Bandung
PERCOBAAN
II
“PENGENALAN
DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROSKOP”
O
L E H :
NAMA
: LIA ARDYTA
NIM
: F1F1 10 059
KELOMPOK : I ( SATU )
PRODY
: FARMASI
AS.
PEMBIMBING : JEANE CHRISTY
K, S.Si
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar