A.
Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kinetika suatu reaksi kimia dan
waktu kadaluarsa obat.
B.
Landasan
Teori
Kinetika
kimia adalah cabang ilmu kmia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan
mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Kecepatam reaksi digunakan untuk
melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Mekanisme reaksi digunakan
untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan
keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. (Sastrohamidjojo,2001)
Energi
aktivasi sangat dipengaruhi oleh konstanta laju reaksi, semakin besar konstanta
laju reaksi semakin kecil energi aktivasinya. Dengan energi aktivasi yang kecil
diharapkan reaksi semakin cepat berlangsung. Pengaruh konstanta laju reaksi
terhadap energy aktivasi dapat dilihat dari persamaan Arrhenius k = Ae−Ea/RT
yang semakin besar nilai konstanta laju reaksi, energi aktivasinya akan semakin
kecil.(Avery.H.E.,1981).
Dalam kinetika reaksi yang dipelajari adalah laju reaksi
kimia dan energi yang berhubungan dengan proses tersebut, serta mekanisme
berlangsungnya proses tersebut.Mekanisme reaksi adalah serangkaian tahap reaksi
yang terjadi secara berturutan selama proses pengubahan reaktan menjadi produk.
Kecepatan dekomposisi obat
ditunjukkan oleh kecepatan perubahan konsentrasi mula-mulasatu atau lebih
reaktan dan ini dinyatakan dengan tetapan kecepatan reaksi”k”, yang untuk orde
ke satu dinyatakn sebagai harga rsiprok dari detik, menit, atau jam. Dalam
suatu reaksi kecepatan terurainya suatu zat padat mengikuti reaksi orde nol,
orde 1 maupun orde II (Anonim,2011).
Kinetika
kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen atau
ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme
reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran
termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun
produk suatu sistem. Syarat untuk
terjadinya suatu reaksi kimia bila terjadi penurunan energi bebas (.. G <
0). Dipertanyakan, berapa cepat reaksi reaksi berlangsung , dengan perkataan
lain, berapa nilai laju reaksi itu. (Manurung. 2007)
Dalam reaksi, dikenal kecepatan reaksi hidrolisis, penguraian atau
reaksi katalisasi lain yang disebut velocity (V). Harga V dari suatu
reaksi enzimatis akan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi substrat [S],
akan tetapi setelah [S] meningkat lebih lanjut akan sampai pada kecepatan yang
tetap. Pada konsentrasi enzim tetap (tertentu) harga V hampir linier dengan
[S]. Pada kondisi dimana V tidak dapat bertambah lagi dengan bertambahnya [S]
disebut kecepatan maksimum (Vmaks). Vmaks merupakan salah satu parameter
kinetika enzim (Wiesman, 1989).
C.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat – alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah sebagai berikut.
a.
Tabung Reaksi
b.
Statif dan Klem
c.
Timbangan Analitik
d.
Batang pengaduk
e.
Hot Plate
f.
Termometer
g.
Pipet tetes
h.
Spektronik 20 D
i.
Rak Tabung Reaksi
j.
Gelas Kimia 1000 ml
2. Bahan
Bahan
- bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a.
Air
b.
Asetosal 0,2 gr
c.
Alkohol 15 ml
d.
FeCl3 1 %
e.
Es Batu
D.
|
|
E. Hasil Pengamatan
i. Tabel Hasil Pengamatan
·
Persamaan regresi linear kurva standar
Y = 0,9x + 0,005
ü Pemanasan 40oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan
|
|||||
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
|
ü Pemanasan 50oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan
|
|||||
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
|
ü Pemanasan 70oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan
|
|||||
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
|
ii. Perhitungan
· Dimasukkan harga resapan sebagai y
pada persamaan y = 0,9x + 0,005 sehingga nilai x diketahui
ü Pemanasan
40oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan (y)
|
X
|
|||||||||||||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung
V
|
5
10
15
20
25
|
|
|
ü Pemanasan
50oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan (y)
|
X
|
||||||||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
|
|
ü Pemanasan
70oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Serapan (y)
|
X
|
||||||||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
|
|
· Dihitung Co dan Co
– C, dengan mengingat molekul ekuvalensinya
a.
Mencari
nilai Co
Dik :
Berat molekul asetosal (C9H8O4) = 180,16 g/mol
mol C6H8O6 =
=
= 0,0011 mol
M C6H8O6 =
=
= 0,0011 mol/L
Jadi,
nilai Co = 0,0011 mol/L
b.
Mencari
nilai C
C = Co – X = konsentrasi
mula-mula – jumlah yang terurai pada waktu t
ü Pemanasan
40oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co (mol/L)
|
x
|
C
(mol/L)
|
Tabung
I
Tabung
II
Tabung
III
Tabung
IV
Tabung
V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
0,288
0,012
0
0,007
0,016
|
-0,2869
-0,0109
0,0011
-0,0059
-0,0095
|
ü Pemanasan
50oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co (mol/L)
|
x
|
C
(mol/L)
|
Tabung
I
Tabung
II
Tabung
III
Tabung
IV
Tabung
V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
0,076
0,002
0,105
0,001
0,006
|
-0,0749
-0,0009
-0,1039
0,0001
-0,0049
|
ü Pemanasan
70oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co (mol/L)
|
x
|
C
(mol/L)
|
Tabung
I
Tabung
II
Tabung
III
Tabung
IV
Tabung
V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
0,006
0,035
0,044
0,020
0,028
|
-0,0049
-0,0339
-0,0429
-0,0189
-0,0269
|
c. Mencari nilai Co - C
ü Pemanasan
40oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
Co
- C
|
|||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,2869
-0,0109
0,0011
-0,0059
-0,0095
|
|
ü Pemanasan
50oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
Co
- C
|
|||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,0749
-0,0009
-0,1039
0,0001
-0,0049
|
|
ü Pemanasan
70oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
Co
- C
|
|||||
Tabung
I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,0049
-0,0339
-0,0429
-0,0189
-0,0269
|
|
· Dimasukkan hasil perhitungan pada
persamaan reaksi orde I atau II, ditentukan peruraian asetosal mengikuti orde
I/II
a. Orde
I
ü Pemanasan
40oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
k
|
|||||
Tabung I
Tabung
II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
0
10
20
30
40
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,2869
-0,0109
0,0011
-0,0059
-0,0095
|
|
ü Pemanasan
50oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
k
|
|||||
Tabung I
Tabung
II
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,0749
-0,0009
-0,1039
0,0001
-0,0049
|
|
ü Pemanasan
70oC
Sampel
|
Waktu (menit)
|
Co
|
C
|
K
|
|||||
Tabung I
Tabung
II
Tabung III
Tabung IV
Tabung
V
|
5
10
15
20
25
|
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
0,0011
|
-0,0049
-0,0339
-0,0429
-0,0189
-0,0269
|
|
iii. Grafik
ü Pemanasan
400C
ü Pemanasan
500C
ü Pemanasan
700C
F.
Pembahasan
Kinetika kimia
atau kinetika reaksi mempelajari
laju reaksi dalam suatu reaksi
kimia. Analisis terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi
terhadap laju reaksi memberikan informasi mengenai mekanisme
reaksi dan keadaan
transisi dari suatu reaksi kimia.
Reaksi
dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada yang serta merta, perlu
cukup waktu (pembakaran) atau waktu yang sangat lama. Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan
pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah
penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian
kesetimbangan kimia. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah suhu karena semakin
besar suhunya akan semakin stabil sehingga larutan akan terbaca dalam
spektronic, begitu juga dengan kepekatan sangat mempengaruhi laju reaksi karena
semakin pekat suatu larutan semakin sulit untuk terbaca dalam spektronic,
Konsentrasi reaktan mempengaruhi karena yang biasanya membuat reaksi berjalan
dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan, selain itu tekanan juga
dapat meningkatkan laju reaksi dengan meningkatkan tekanan, serta luas
permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
Laju
reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada
konsentrasi reaksi. Kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu
jumlah dari eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi. orde reaksi
yang dimaksud yaitu orde nol, orde I dan
orde II. Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada
konsentrasi reaktan.Pada reaksi orde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi reaktan.
Sehingga
didapatkan hasil tetapan kecepatan reaksi untuk pemanasan 40̊C pada waktu 0
menit tetapan kecepatan reaksinya adalah 1,1132 selanjutnya pada waktu 10 menit
tetapan kecepatan reaksinya mencapai 0,2294 kemudian pada waktu 20 menit tetapan kecepatan reaksinya yaitu 0,0000 dan
pada waktu 30 menit tetapan kecepatan reaksinya adalah 0,0840 serta tabung yang
terakhir yang waktunya 40 menit tetapan
kecepatan reaksinya hingga 0,0863 sedangkan pada pemanasan 50̊C pada waktu 5
menit tetapan kecepatan reaksinya
adalah 0,8443 selanjutnya pada waktu 10
menit tetapan kecepatan reaksinya mencapai -0,0201, kemudian pada waktu 15 menit tetapan kecepatan reaksinya yaitu 0,3032, pada waktu 20 menit tetapan kecepatan
reaksinya adalah 0,1199, serta tabung
yang terakhir yang waktunya 25 menit
tetapan kecepatan reaksinya hingga 00,0598. Pada pemanasan terkahir
didapatkan hasil pada pemanasan 5 menit yaitu 0,2988, selanjutnya 10 menit
yaitu 0,3429, berikutnya 15 menit 0,2443, waktu 20 menit kecepatannya yaitu
0,1422, dan terakhir pada pemanasan 25 menit didapatkan hasil 0,1279. Dari hasil yang didapatkan tetapan
kecepatan reaksi 50̊C lebih kecil dibanding pada pemanasan 40̊C.
G.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi kimia, yaitu konsentrasi,
kereaktifan zat pereaksi, temperatur, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh.
Kinetika reaksi kimia yaitu kecepatan reaksi dan mekanisme reaksi yang dapat
menunjukkan seberapa cepat proses reaksi berlangsung dalam waktu tertentu
DAFTAR
PUSTAKA
Sastrohamidjojo, Hardjono.2001. Kimia Dasar. UGM Press.Yogyakarta.
Avery, H.E., 1981, Basic Reaction
Kinetics and Mechanism. Formerly Principal Lecturer in
Chemitry, Lanchester Polytechnics Coventry.
Renita, manurung. 2007, ”Kinetika Transesterifikasi Minyak Sawit Menjadi Etil
Ester (Biodisel)” Jurnal
teknologi proses. Vol 6 (39-44)
Martin, Alfred. 1993. Farmasi fisik edisi 3. UI press. Jakarta
LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI
FISIKA I
PERCOBAAN IV
KINETIKA REAKSI KIMIA
O L E H :
Nama : Lia Ardyta
Stambuk :
F1F1 10 059
Kelompok : I
Asisten :
Saripuddin
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
bku avery itu dptnya dmna ya? bsa mnta tlg krimkn gmbr cvernya g k emailku. muhammaderzabahriani@gmail.com
BalasHapus